Ekonomi Kelautan: Pilar Strategis Pembangunan Berkelanjutan Indonesia

    Ekonomi Kelautan: Pilar Strategis Pembangunan Berkelanjutan Indonesia

Rasyid Alifiar Ramadhan. A

     Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan luas wilayah laut mencapai lebih dari dua pertiga dari total wilayahnya. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), luas perairan Indonesia mencapai sekitar 6,4 juta kilometer persegi, mencakup laut teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Potensi kelautan yang besar ini tidak hanya berperan dalam menyediakan sumber daya alam, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor perikanan, pariwisata bahari, transportasi laut, hingga industri bioteknologi kelautan.

    Namun, pemanfaatan sumber daya laut belum sepenuhnya optimal. Berbagai tantangan seperti eksploitasi berlebihan, pencemaran laut, hingga lemahnya tata kelola menjadi penghambat dalam menjadikan sektor kelautan sebagai penggerak ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penguatan ekonomi kelautan (marine economy) menjadi isu strategis dalam mendukung pembangunan nasional berbasis sumber daya alam terbarukan.

    Secara konseptual, ekonomi kelautan merujuk pada seluruh kegiatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya laut dan wilayah pesisir. Menurut World Bank (2017), ekonomi kelautan atau blue economy merupakan pendekatan pembangunan ekonomi yang menekankan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga kesehatan ekosistem laut.

    Sektor-sektor utama yang termasuk dalam ekonomi kelautan meliputi:

  1. Perikanan tangkap dan budidaya

  2. Pariwisata bahari dan pesisir

  3. Transportasi dan industri pelayaran

  4. Energi laut (seperti energi gelombang dan arus laut)

  5. Bioteknologi kelautan

  6. Industri pengolahan hasil laut dan logistik maritim

    Dengan demikian, ekonomi kelautan tidak hanya berfokus pada eksploitasi sumber daya, tetapi juga menekankan pada inovasi, konservasi, dan efisiensi dalam pengelolaannya.

    Ekonomi kelautan memiliki peranan yang signifikan terhadap pembangunan nasional. Berdasarkan laporan KKP (2023), kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia terus meningkat dalam satu dekade terakhir, mencapai lebih dari 3% dari total PDB nasional. Selain itu, sektor ini menyerap jutaan tenaga kerja, terutama di wilayah pesisir yang bergantung pada hasil laut sebagai sumber penghidupan utama.

    Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan ekonomi kelautan Indonesia masih menghadapi sejumlah hambatan, antara lain:

  1. Overfishing dan degradasi ekosistem laut yang menyebabkan menurunnya produktivitas sumber daya perikanan.

  2. Kurangnya infrastruktur maritim, seperti pelabuhan perikanan modern, fasilitas penyimpanan dingin, dan sistem logistik terpadu.

  3. Minimnya inovasi dan penelitian kelautan, khususnya dalam bidang bioteknologi dan energi terbarukan laut.

  4. Ketimpangan pembangunan pesisir, di mana sebagian besar masyarakat nelayan masih hidup dalam kondisi ekonomi rendah.

    Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi kelautan tidak hanya memerlukan pendekatan ekonomi, tetapi juga pendekatan ekologis dan sosial yang terintegrasi.

    Untuk mewujudkan ekonomi kelautan yang berdaya saing dan berkelanjutan, diperlukan strategi yang terarah, antara lain:

  1. Peningkatan tata kelola sumber daya laut melalui penerapan prinsip good ocean governance dan penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal, seperti illegal fishing.

  2. Pengembangan ekonomi biru (blue economy) berbasis inovasi dan teknologi ramah lingkungan.

  3. Pemberdayaan masyarakat pesisir melalui peningkatan akses modal, pendidikan, dan pelatihan kewirausahaan maritim.

  4. Kolaborasi antar sektor dan wilayah, terutama dalam pengembangan pariwisata bahari dan logistik maritim terpadu.

  5. Penguatan riset dan inovasi kelautan, untuk meningkatkan nilai tambah produk laut dan efisiensi rantai pasok.

    Dengan strategi tersebut, Indonesia berpotensi menjadi poros maritim dunia yang tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan secara ekologis.

    Singkatnya ekonomi kelautan merupakan pilar penting dalam pembangunan berkelanjutan Indonesia. Dengan potensi sumber daya laut yang melimpah, sektor ini dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, pengurangan kemiskinan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan komitmen kuat terhadap tata kelola laut yang berkeadilan, investasi berkelanjutan, serta penerapan prinsip ekonomi biru.

    Pembangunan ekonomi kelautan harus didasarkan pada prinsip bahwa laut bukan hanya sumber daya ekonomi, tetapi juga ekosistem kehidupan yang harus dijaga keseimbangannya. Melalui kebijakan yang visioner, kolaboratif, dan berbasis riset, Indonesia dapat menjadikan potensi lautnya sebagai kekuatan nyata menuju kemandirian ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di masa depan.


Comments

Popular posts from this blog

‘’Dermaga TPI dan Ekspor Ikan Dumai: Memperkuat Ekonomi Kelautan Pesisir’’

🌊 Transformasi Limbah Ikan Menjadi Produk Bernilai Ekonomi 🌊

Global Blue Economy: Analysis, Developments, and Challenges Md. Nazrul Islam, Steven M. Bartell (Translate Indonesia)