Strategi Pengembangan Potensi Budidaya Udang Air Payau di Kabupaten Pelalawan

 Strategi Pengembangan Potensi Budidaya Udang Air Payau di Kabupaten Pelalawan

Disusun oleh: Rumiyanti Sitohang




Abstrak

Budidaya udang air payau (vaname) merupakan salah satu sektor perikanan yang memiliki potensi besar untuk mendukung perekonomian masyarakat Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Dengan luas lahan tambak yang memadai dan dukungan pemerintah daerah serta fasilitas pendukung, pengembangan budidaya udang dapat menjadi alternatif usaha yang menguntungkan. Artikel ini membahas potensi, tantangan, dan strategi pengembangan budidaya udang air payau di Kabupaten Pelalawan dengan pendekatan pengelolaan yang berkelanjutan dan berbasis pemberdayaan masyarakat.


Pendahuluan

Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Kabupaten Pelalawan terletak di pesisir pantai timur Pulau Sumatera yang secara astronomis berada pada 000 48'32"LU- 000 24' 14" LS DAN 1010 30' 40"- 1030 23'22" BT. Menurut data Badan Pusat Statistika Kabupaten Pelalawan tahun 2022, Kabupaten Pelalawan memiliki potensi perikanan yang menjanjikan , terutama perikanan budidaya. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Pelalawan mempunyai sungai- sungai dengan panjang mencapai 1.821,7 Km dan luas 34.924,82 Ha. 

Kabupaten Pelalawan menyimpan potensi perikanan yang sangat besar. Dengan wilayah yang kaya akan sungai, danau, rawa, dan bahkan pesisir laut, Pelalawan memiliki sumber daya perikanan yang melimpah, baik untuk penangkapan maupun budidaya. untuk perikanan budidaya, Pelalawan memiliki lahan luas yang sangat cocok untuk kolam, keramba, dan tambak. Dengan pengembangan teknologi budidaya modern dan dukungan pemerintah daerah, sektor ini bisa menjadi sumber ekonomi utama masyarakat. Komoditas seperti ikan nila, gurami, bandeng, dan udang air payau sangat berpotensi dikembangkan lebih lanjut.

Udang merupakan komoditas produksi hasil budidaya air payau yang bernilai ekonomis sangat tinggi dan merupakan salah satu komoditas ekspor. Budidaya air payau atau budidaya tambak udang di Kabupaten Pelalawan khususnya di Kecamatan Kuala Kampar dan Kecamatan Teluk Meranti mempunyai potensi yang sangat besar dan sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Jumlah produksi budidaya tambak tahun 2022 di Kabupaten Pelalawan hanya 120 ton dan berasal dari Kecamatan Kuala Kampar. Kegiatan budidaya tambak udang di Kabupaten Pelalawan sebenarnya sudah lama diusahakan oleh para petambak di wilayah Kecamatan Kuala Kampar, namun dari waktu ke waktu tidak mengalami banyak perkembangan karena keterbatasan modal. 


Analisis SWOT Budidaya Air Payau di Kabupaten Pelalawan

Kekuatan (Strengths)

  • Potensi lahan tambak yang cukup luas dan sumber daya alam mendukung untuk budidaya udang air payau.

  • Permintaan pasar udang air payau yang tinggi baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

  • Kualitas udang air payau yang kompetitif dan menjadi produk unggulan perikanan.

  • Dukungan pelatihan dan pendampingan teknis budidaya dari pemerintah dan lembaga terkait.

  • Lokasi strategis dengan akses pasar yang baik di wilayah pesisir.

Kelemahan (Weaknesses)

  • Pengelolaan kualitas air dan limbah yang masih perlu peningkatan agar lingkungan tetap terjaga.

  • Keterbatasan teknologi khususnya untuk pengendalian penyakit udang dan bibit unggul.

  • Keterbatasan modal dan pembiayaan bagi petambak skala kecil-menengah.

  • Fluktuasi harga pakan yang dapat menambah biaya produksi.

  • Keterbatasan infrastruktur pendukung dan fasilitas pengolahan hasil panen.

Peluang (Opportunities)

  • Peningkatan permintaan global dan domestik terhadap udang air payau sebagai komoditas ekspor bernilai tinggi.

  • Pengembangan teknologi budidaya yang ramah lingkungan dan lebih efisien.

  • Dukungan kebijakan pemerintah dalam pengembangan perikanan budidaya dan akses pembiayaan.

  • Potensi diversifikasi produk olahan udang untuk menambah nilai tambah.

  • Peluang kerja sama dengan pelaku industri perikanan dan pasar digital.

Ancaman (Threats)

  • Risiko serangan penyakit udang yang dapat menurunkan produksi secara signifikan.

  • Persaingan antar pembudidaya dan dari daerah lain yang sudah lebih maju.

  • Fluktuasi harga pasar dan ketidakpastian ekonomi global.

  • Dampak perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu mempengaruhi budidaya.

  • Risiko pencurian dan keamanan tambak yang perlu ditingkatkan.

Analisis SWOT ini menunjukkan bahwa pengembangan budidaya udang air payau di Pelalawan perlu fokus pada penguatan pengelolaan teknis dan lingkungan, peningkatan modal dan infrastruktur, sekaligus memanfaatkan peluang pasar dan teknologi untuk meningkatkan daya saing. Strategi yang agresif dan berkelanjutan harus ditempuh agar potensi besar tersebut dapat diwujudkan secara optimal.


Strategi Pengembangan

Strategi Pengembangan Potensi Budidaya Udang Air Payau di Kabupaten Pelalawan berdasarkan analisis SWOT:

1) Strategi S-O, merupakan penggabungan dari faktor kekuatan dan faktor peluang, maka pada strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada strategi ini dapat diterapkan maka akan diperoleh hasil yang optimal. 

a. Meningkatkan kualitas udang air payau semi bioflok dengan cara menjaga kualitas air dengan menggunakan parameter kualitas air yang diamati meliputi parameter kelarutan oksigen (DO), pH, suhu, alkalinitas, nitrit, TAN, nitrat, ke keruhan, TOM, plankton, total bakteri, total vibrio. 



b. Menarik minat konsumen pasar internasional melalui informasi dan teknologi, tujuannya adalah untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan pendapatan.

c. Menarik minat konsumen dengan pelayanan yang baik untuk membuat konsumen memilih produk yang ditawarkan. 

2) Strategi W-O, merupakan hasil penggabungan dari faktor kelemahan dan faktor peluang. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada, dengan cara mengatasi kelemahan yang ada. 

a. Seringnya teknologi bermasalah pada bak bundar semi bioflok disarankan untuk menambah SDM pada udang air payau semi bioflok serta bisa mengamati terjadinya hewan masuk seperti biawak ke dalam bak bundar. 

b. Memperluas lahan dan menambah bak bundar udang air payau semi bioflok supaya pendapatan terus meningkat. 

c. Kualitas udang yang bagus sehingga mampu untuk dipasarkan di pasar internasional. 

3) Strategi S-T, penggabungan antara faktor kekuatan dan faktor ancaman. Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh instansi dengan menghindari ancaman. 

a. Menghindari penyakit udang yang menyebar luas dengan teknologi sinar UV. 

b. Meningkatnya produktivitas dan pemasaran untuk menarik konsumen serta mengajak generasi muda untuk budidaya udang air payau semi bioflok. 

4) Strategi W-T, ditunjukkan pada kegiatan yang bersifat pencegahan dan ditunjukkan untuk meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. 

a. Menambahkan tenaga kerja untuk menjaga kualitas udang dengan mengamati alat yang berada di bak bundar serta mencegah hewan masuk ke dalam bak bundar. 

b. Menjaga kualitas udang air payau supaya harga tidak terjadi penurunan. 


Kesimpulan

Budidaya udang air payau (vaname) di Kabupaten Pelalawan memiliki prospek yang sangat potensial untuk mendukung perekonomian masyarakat setempat melalui pemanfaatan lahan tambak yang luas dan sumber daya alam yang melimpah. Namun, keberhasilan pengembangan usaha ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan modal, teknologi, pengelolaan kualitas air, serta risiko serangan penyakit dan perubahan iklim.

Analisis SWOT menunjukkan bahwa kekuatan utama terletak pada potensi lahan, kualitas produk, dan permintaan pasar yang tinggi, sementara kelemahan utamanya adalah keterbatasan modal, teknologi, dan infrastruktur. Peluang yang ada meliputi ekspansi pasar ekspor, pengembangan teknologi ramah lingkungan, serta dukungan kebijakan pemerintah. Sebaliknya, ancaman yang perlu diwaspadai meliputi risiko penyakit udang, persaingan usaha, fluktuasi harga, dan perubahan iklim.

Strategi pengembangan yang disarankan meliputi peningkatan kualitas dan produktivitas dengan penerapan teknologi budidaya semi bioflok, optimalisasi pemasaran terutama pasar internasional, peningkatan sumber daya manusia dan pengelolaan risiko penyakit dengan teknologi terbaru seperti sinar UV, serta pengembangan infrastruktur dan akses pembiayaan. Pendekatan ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan sinergis antara pemerintah, pelaku usaha, serta masyarakat agar potensi budidaya udang air payau di Pelalawan dapat dimaksimalkan demi kesejahteraan bersama.

Dengan demikian, budidaya udang air payau di Kabupaten Pelalawan berpeluang besar menjadi sektor unggulan yang berkontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi wilayah, asalkan strategi pengembangan yang tepat dan berkelanjutan dijalankan secara konsisten.

Comments

Popular posts from this blog

‘’Dermaga TPI dan Ekspor Ikan Dumai: Memperkuat Ekonomi Kelautan Pesisir’’

🌊 Transformasi Limbah Ikan Menjadi Produk Bernilai Ekonomi 🌊

Global Blue Economy: Analysis, Developments, and Challenges Md. Nazrul Islam, Steven M. Bartell (Translate Indonesia)