Sensor Keberadaan Ikan: Teknologi Bawah Air yang Membantu Nelayan Bali Mencegah Overfishing

 

Sensor Keberadaan Ikan: Teknologi Bawah Air yang Membantu Nelayan Bali Mencegah Overfishing

disusun oleh : M. Gea Claudya (2302126582)




Pulau Bali dikenal dunia karena keindahan pantainya, ombaknya yang sempurna, dan kekayaan budayanya. Namun, di balik itu, lautan Bali juga merupakan sumber kehidupan bagi ribuan nelayan. Bertahun-tahun, mereka mengandalkan pengalaman dan insting, melaut hingga jauh demi mencari ikan. Sayangnya, cara tradisional ini sering kali tidak efisien, membuang banyak waktu dan bahan bakar, serta secara tidak sengaja memicu masalah besar: overfishing atau penangkapan ikan berlebihan yang merusak ekosistem.

Namun, kini ada perubahan signifikan di antara para nelayan di beberapa pesisir Bali. Sebuah teknologi sederhana, namun sangat efektif, mulai mengubah cara mereka melaut. Bukan lagi sekadar insting, tetapi data akurat dari sensor keberadaan ikan yang menjadi panduan baru.


Dulu: Perjuangan dan Ketidakpastian

Sebelum teknologi ini hadir, proses mencari ikan adalah sebuah perjudian. Nelayan harus mengarungi lautan berjam-jam tanpa kepastian. Mereka hanya bisa menebak lokasi kawanan ikan dari tanda-tanda di permukaan air, seperti burung camar yang beterbangan atau riak kecil. Metode ini tidak hanya boros tenaga dan bahan bakar, tetapi juga berisiko tinggi. Sering kali, jaring ditebar di lokasi yang ternyata kosong, atau bahkan di area yang dihuni oleh biota non-target atau dilindungi, seperti terumbu karang. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu kerusakan ekosistem.

Sekarang: Melaut Lebih Cerdas dengan Teknologi Sonar

Berkat teknologi sonar (Sound Navigation and Ranging) atau yang lebih dikenal sebagai fish finder, segalanya berubah. Alat ini bekerja dengan cara sederhana namun brilian: ia mengirimkan gelombang suara ke dasar laut. Saat gelombang ini mengenai objek—apakah itu terumbu karang, dasar laut, atau, yang paling penting, kawanan ikan—pantulannya akan kembali ke sensor.

Informasi dari pantulan ini kemudian diproses menjadi visual yang mudah dipahami pada layar monitor di kapal. Nelayan bisa melihat dengan jelas:

Di mana posisi ikan berada.
Seberapa besar kawanan ikan tersebut.
Bahkan, di kedalaman berapa mereka berkumpul.

Dengan data ini, nelayan tidak lagi menebar jaring secara acak. Mereka bisa langsung mengarahkan kapal ke titik yang tepat, memastikan setiap tebaran jaring menghasilkan tangkapan maksimal. Ini adalah pergeseran dari perjudian menjadi strategi.


Dampak Positif: dari Ekonomi hingga Ekologi

Penerapan teknologi ini membawa manfaat berlipat ganda, khususnya di Bali.

1. Keberlanjutan Lingkungan: Ini adalah manfaat terbesar. Dengan mengetahui lokasi pasti ikan, nelayan dapat menghindari area penangkapan yang sensitif, seperti tempat ikan bertelur atau area terumbu karang yang berfungsi sebagai habitat. Hal ini secara langsung mencegah overfishing dan melindungi populasi ikan untuk masa depan.

2. Efisiensi dan Penghematan: Waktu yang dihabiskan di laut menjadi jauh lebih efisien. Setiap liter bahan bakar yang dihabiskan kini jauh lebih bernilai. Nelayan bisa mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak dengan biaya operasional yang lebih rendah. Keuntungan ekonomi ini secara langsung meningkatkan kesejahteraan mereka.

3. Kesejahteraan Nelayan: Hasil tangkapan yang lebih konsisten dan pendapatan yang lebih baik membawa dampak positif pada kehidupan nelayan dan keluarga. Mereka kini bisa bekerja lebih produktif dan memiliki penghasilan yang lebih stabil.

Teknologi ini membuktikan bahwa ekonomi dan ekologi dapat berjalan beriringan. Ini adalah contoh nyata bagaimana inovasi dapat menjadi jembatan yang menghubungkan kesejahteraan manusia dengan kelestarian alam, mewujudkan visi ekonomi biru yang berkelanjutan.



Comments

Popular posts from this blog

‘’Dermaga TPI dan Ekspor Ikan Dumai: Memperkuat Ekonomi Kelautan Pesisir’’

🌊 Transformasi Limbah Ikan Menjadi Produk Bernilai Ekonomi 🌊

Global Blue Economy: Analysis, Developments, and Challenges Md. Nazrul Islam, Steven M. Bartell (Translate Indonesia)