Memetakan Kekayaan Laut Indonesia: Potensi Raksasa, Tantangan Kompleks, dan Arah Kebijakan yang Menentukan
Nama : Rasti
Nim : 2302111066
Mata kuliah : Ekonomi Kelautan
Jakarta — Lautan Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu anugerah alam yang paling besar bagi bangsa. Dengan sekitar 70% wilayah Nusantara terdiri dari laut, Indonesia kaya dengan berbagai sumber daya, baik hayati seperti ikan, rumput laut, terumbu karang, dan mangrove, maupun non‑hayati seperti mineral dasar laut dan potensi energi laut. Semua elemen ini mempunyai peluang besar tak hanya untuk mendongkrak ekonomi, tapi juga menjaga kelestarian ekosistem. Namun di sisi lain, pemanfaatannya secara berkelanjutan menghadapi segudang tantangan yang nyata.
Potensi Laut yang Masih Jarang Terjamah
Budidaya Laut dan Rumput Laut
Indonesia memiliki wilayah laut dangkal yang sangat luas yang cocok untuk budidaya (marikultur), meliputi ikan seperti kerapu, kakap, baronang, teripang, kerang mutiara, dan rumput laut. Luas laut dangkal yang bisa dipakai untuk budidaya diperkirakan mencapai 24 juta hektar, dengan kapasitas produksi tahunan sampai 42 juta ton, tetapi saat ini baru sekitar 10‑11 persen yang dimanfaatkan secara aktif.
Rumput laut khususnya memiliki potensi besar, namun ekspornya masih dominan dalam bentuk mentah atau kering, dan hilirisasi belum berkembang optimal.
Perikanan Tangkap Berbasis Kelestarian
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19 Tahun 2022, estimasi total potensi sumber daya ikan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) mencapai 12,01 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, Jumlah Tangkapan Ikan yang Diperbolehkan (JTB) ditetapkan sekitar 8,6 juta ton per tahun untuk menjaga agar aktivitas penangkapan tetap berada dalam batas lestari. KKP+1
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Laut
Laut Indonesia termasuk wilayah mega biodiversity: mempunyai ribuan spesies ikan laut, terumbu karang yang luas, jenis rumput laut, dan hutan mangrove yang menyuplai jasa lingkungan penting seperti penyerap karbon, perlindungan pantai dari abrasi, dan habitat penting bagi biota laut. Melintas
Luas Wilayah Laut
Data resmi menunjukan bahwa total perairan laut Indonesia, termasuk perairan pedalaman, kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), mencapai ± 6,4 juta km². Luas ini menjadikan pengelolaan wilayah kelautan sebagai pekerjaan besar yang memerlukan perencanaan matang. sidako.kkp.go.id+1
Produksi Terbaru & Pertumbuhan
Data per triwulan I 2025 menunjukkan produksi perikanan Indonesia mencapai 5,58 juta ton, meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya. Tumbuhnya didorong oleh peningkatan produksi ikan budidaya, rumput laut, dan perikanan tangkap. Indonesia.gov.id
Tantangan yang Harus Ditangani
- 
Penangkapan Berlebih dan Pengaturan Kuota: Meski JTB sudah ditetapkan, implementasi di lapangan terkadang sulit karena margin pelanggaran, kapal ilegal, dan kurangnya pengawasan. 
- 
Hilirisasi yang Lemah: Sebagian besar hasil laut diekspor mentah, sehingga nilai tambah yang diterima nasional masih rendah. 
- 
Kerusakan Ekosistem: Adanya polusi, praktik penangkapan yang merusak, sedimentasi, dan perubahan iklim yang mengancam terumbu karang dan mangrove. 
- 
Ketimpangan Teknologi dan Infrastruktur: Tidak semua wilayah laut memiliki akses terhadap teknologi modern (monitoring, data spasial, riset), penyimpanan dingin (cold chain), dan fasilitas pengolahan. 
- 
Tata Kelola dan Regulasi: Ada yang tumpang tindih di regulasi, kelemahan dalam pengawasan, serta kurangnya partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan dan implementasi. 
Kebijakan & Upaya Pemerintah
- 
Penangkapan Terukur: Melalui Kepmen KP No. 19/2022, pemerintah menetapkan estimasi potensi ikan dan kuota tangkapan (JTB) untuk menjaga lestari sumber daya. KKP+1 
- 
Peningkatan Data dan Informasi: Penggunaan metodologi survei, data riset kapal, hidroakustik, data spasial yang lebih baik agar kebijakan lebih berbasis bukti. KKP+1 
- 
Mendorong Ekonomi Biru: Pemerintah menekankan integrasi kelautan dalam pembangunan yang berkelanjutan, termasuk investasi dan izin kelautan untuk mempercepat pertumbuhan sektor kelautan secara adil dan ramah lingkungan. Indonesia.gov.id 
Rangkuman & Rekomendasi
Potensi laut Indonesia sangat besar dan telah diperkuat oleh data‑terkini yang menunjukkan bahwa estimasi potensi ikan dan wilayah kelautan lebih luas dan lebih kaya dari yang sering dibayangkan. Untuk memastikan manfaat yang maksimal:
- 
Pastikan penegakan regulasi yang efektif agar ketentuan kuota, larangan praktik ilegal, dan konservasi ditegakkan di lapangan. 
- 
Dorong hilirisasi dan pengolahan lokal agar nilai ekonomis dari produk laut bisa meningkat dan tersebar luas. 
- 
Perkuat sarana dan teknologi terutama di daerah pesisir terpencil—fasilitas riset, pendingin, akses data, monitoring. 
- 
Libatkan masyarakat lokal dan nelayan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan agar kebijakan lebih sesuai dengan kondisi lokal dan mendukung kesejahteraan mereka. 
- 
Kosisten dalam evaluasi data agar estimasi potensi dan kuota tetap diperbarui dan akurat, mendukung kelestarian laut. 
Referensi
- 
“RI bidik potensi laut yang belum tergarap untuk tingkatkan ekonomi,” ANTARA News. Antara News 
- 
“Potensi Ekonomi Maritim Indonesia Sangat Besar,” ANTARA News Sulawesi Tenggara. ANTARA News Sulawesi Tenggara 
- 
“9 Potensi Ekonomi Maritim Indonesia,” Kompas.com. Kompas 
- 
Perpres Nomor 34 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia 2021‑2025. Peraturan BPK+2Kemenpan RB+2 
- 
“Indonesia – Inggris Kolaborasi Kelola Kawasan Konservasi Laut Tekan Laju Perubahan Iklim,” KKP. KKP 
- 
“Mengoptimalkan potensi laut Indonesia lewat ekonomi biru,” ANTARA News. Antara News 
- 
“KKP Salurkan Bantuan Pemerintah ke 86 Kabupaten/Kota selama tahun 2022,” KKP. KKP 

 
 
Comments
Post a Comment