Blue Economy di Indonesia : Potensi Besar dari Lautan Nusantara

 

Blue Economy di Indonesia: Potensi Besar dari Lautan Nusantara

oleh: Azzahwa Alyani Putri



·       Laut, Identitas dan Aset Bangsa

Tahukah kamu Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan ribuan pulau? Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG) indonesia memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 108.000 km^2. Angka ini bukan statistic melainkan gambaran betapa kayanya laut kita. Laut tidak hanya sebagai penyedia makanan, tetapi juga menyimpan peluang ekonomi yang luar biasa besar untuk kesejahteraan Masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Konsep inilah yang dikenal dengan istilah Ekonomi Biru (Blue Economy).

·       Apa itu Ekonomi Biru (Blue Economy)?

Blue economy adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Ciri-ciri utama dari ekonomi biru meliputi pendekatan berkelanjutan yang bertujuan untuk menjaga sumber daya laut agar tetap lestari, memastikan adanya pendekatan terpadu dalam pengelolaan sumber daya laut dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, serta mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam upaya pengelolaan sumber daya laut.

·       Potensi Besar Ekonomi Biru di Indonesia

Menurut Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gajah Mada (2024) Sebagai negara maritim Indonesia memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan ekonomi biru. Pengembangan Ekonomi Biru bertujuan untuk menjadi sumber pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif bagi Indonesia. Hal ini bertumpu pada keseimbangan pilar sosial, ekonomi dan lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan, dan menerjemahkan pencapaian ketiga pilar tersebut ke dalam tiga target utama, yaitu: Kontribusi PDB sektor maritim, lapangan kerja maritim, dan persentase lingkungan laut Indonesia yang ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan (KKL).

Berdasarkan data dari Kementerian PPN/Bappenas (2024), ekonomi biru berpotensi menambah nilai ekonomi lebih dari US$ 1,5 triliun (Rp 23,221 triliun) per tahun dan mendukung lebih dari 30 juta lapangan kerja diseluruh dunia. Untuk mengoptimalkan peluang ini, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjalankan lima program prioritas ekonomi biru: Memperluas kawasan konservasi laut, Penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya dilaut pesisir dan darurat berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, pembersihan sampah plastik dilaut melalui gerakan partisipasi nelayan.(Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2024).

Dalam upaya mempercepat transformasi ekonomi biru, Bappenas meluncurkan dua dokumen strategis pada Agustus 2025:

  1. Blue Food Assessment (BFA) untuk memetakan kondisi pangan akuatik 
  2. Indonesia Blue Economy Index (IBEI) untuk mengukur kemajuan pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.
Hasil dari IBEI 2025 menunjukkan adanya kesenjangan antarwilayah. Skor lebih rendah tercatat di Kalimantan, Papua, dan sebagian Sumatera, yang menandakan perlunya strategi khusus agar pembangunan ekonomi biru lebih merata.

·       Contoh Nyata Penerapan Ekonomi Biru di Indonesia

Di Indonesia, industri rumput laut telah menjadi contoh bagaimana blue economy dapat diterapkan secara praktis. Rumput laut adalah salah satu komoditas unggulan yang memenuhi berbagai kebutuhan, termasuk makanan, bahan kimia, dan kosmetik. Banyak anak muda di Indonesia yang telah berinovasi dalam budidaya rumput laut secara berkelanjutan, sehingga dapat menghasilkan peluang ekonomi yang signifikan. (Graduate Binus, 2023).

·       Tantangan dan Harapan

     Meski menjanjikan ekonomi biru juga menghadapi tantangan besar seperti: kerusakan lingkungan laut akibat polusi dan penangkapan ikan berlebihan, perubahan iklim, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan laut berkelanjutan. Selain itu, isu tata kelola yang buruk, kurangnya akses teknologi dan pasar, serta kesenjangan pemerataan manfaat ekonomi juga menjadi hambatan signifikan. Namun, pemerintah mulai bergerak dengan program penataan ruang laut, pengawasan sumber daya, dan digitalisasi perikanan. Harapannya, dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, ekonomi biru benar-benar bisa menjadi motor penggerak menuju Indonesia Emas 2045.

·    Laut bukan hanya masa lalu kita, tapi juga masa depan kita. Dengan mengelola potensi ekonomi biru secara bijak, Indonesia bisa menjadi pemimpin dunia dalam pembangunan maritim berkelanjutan.

        “Biru untuk Indonesia, Sejahtera untuk Semua 🌊✨

Bagaimana menurutmu? Apakah kita sudah berada di jalur yang tepat dalam mengoptimalkan ekonomi biru?

                  



Comments

Popular posts from this blog

‘’Dermaga TPI dan Ekspor Ikan Dumai: Memperkuat Ekonomi Kelautan Pesisir’’

🌊 Transformasi Limbah Ikan Menjadi Produk Bernilai Ekonomi 🌊

Global Blue Economy: Analysis, Developments, and Challenges Md. Nazrul Islam, Steven M. Bartell (Translate Indonesia)